Saya
yakin mayoritas rakyat di seluruh Indonesia yang pernah menjadi seorang
muslim, apalagi masih muslim sejak lahir hingga sekarang mengenal
Iqro’. Dan Saya juga yakin kita semua tidak terlalu asing dengan
seorang tokoh bernama K.H. As’ad Humam, yang tidak lain adalah penemu
metode Iqro’.
Melalui metode Iqro’ itulah Saya belajar membaca tulisan arab Dan al Quran hingga akhirnya bisa membaca Al Quran sampai sekarang. Sayapun yakin anda juga bisa membaca Al Quran seperti sekarang ini juga menggunakan media belajar
buku Iqro’. Sungguh betapa besar amal jariyah K.H. As’ad Humam yang
melalui buku metode penemuannya jutaan umat di Indonesia akhirnya bisa
membaca Al Quran.
Secara tidak langsung, beliau memiliki murid jutaan -salah satunya
saya dan anda yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia bahkan hingga
ke Malaysia dan Singapura sehingga memperoleh kebaikan serta barokah atas ilmu yang beliau ajarkan kepada kita semua.
Memang benar sabda Rasulullah SAW bahwa ilmu yang bermanfaat bakal
menjadikan si-empunya ilmu memperoleh kebaikan yang terus menerus
seperti air yang mengalir tak pernah kering. Ini pula lah yang dapat
dirasakan atas apa yang telah diwariskan K.H. As’ad Humam.
Tak banyak orang yang mengenal K.H. As’ad Humam memang. K.H. As’ad
Humam lahir pada tahun 1933. Beliau mengalami cacat fisik sejak remaja.
Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan
Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP).
Sejarah berawal dari keinginan KH. As’ad Humam bersama kawan-kawannya yang dihimpun dalam wadah Team Tadarus Angkatan Muda Masjid
dan Mushalla (Team Tadarus “AMM”) Yogyakarta, untuk mencari bentuk baru
bagi sistem pengelolaan pengajian anak-anak dan metode pembelajaran
membaca Al-Qur’an. Pada saat itu, metode membaca al Quran selain Iqro’ juga sudah ada seperti metode Juz Amma, methode Al-Banjary, methode Al-Barqy dan banyak methode lainnya.
Banyak para penguji mencoba mengadakan pengujian terhadap
keakuratan metode ini. Ternyata karena selain sederhana dengan metode
iqro sangat mudah mempelajari Al-Qur’an dibanding metode yang lain.
Singkatnya, setelah melalui studi banding dan ujicoba tersebut,
maka pada tanggal 21 Rajab 1408 H, bertepatan dengan tanggal 16 Maret
1988, didirikanlah Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (TKA) “AMM” Yogyakarta.
Setahun kemudian, tepatnya tanggal 16 Ramadlan 1409 H (23 April 1989)
didirikan pula Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) “AMM” Yogyakarta.
Antara TKA dan TPA tidaklah memiliki perbedaan dalam sistem,
keduanya hanya berbeda dalam hal usia anak didiknya. TKA untuk anak usia
TKA (4,0 – 6,0 tahun) sedangkan TPA, untuk anak usia SD (7,0 – 12,0
tahun). TKA-TPA “AMM” ini terletak di Kampung Selokraman, suatu kampung
di pinggiran kota Yogyakarta yang berbatasan langsung dengan wilayah
Kabupaten Bantul. Selokraman ini masuk wilayah Kalurahan Purbayan,
Kecamatan Kotagede Yogyakarta.
Pada awal berdirinya (1988), TKA-TPA “AMM” ini belum memiliki
gedung sendiri. Mula-mula hanya menempati beberapa ruang (salah satunya
adalah ruang garasi) dari rumah milik pribadi KH. As’ad Humam. Baru
kemudian pada tahun 1991 bisa membangun sebuah gedung yang memiliki 15
ruang, 4 ruang diantaranya berada di lantai 2. 11 ruang untuk kegiatan belajar
(ruang kelas), 2 ruang untuk kantor, 1 ruang untuk sekretariat Team
Tadarus “AMM” dan 1 ruang untuk sekretariat Team Tadarus “AMM” dan 1
ruang untuk ruang tamu. Di sebelah kiri ruang-ruang kelas terdapat kamar
kecil dan halaman samping, sedang di depan gedung terdapat halaman yang
cukup luas untuk bermain dan upacara.
Atas hasil karya beliau tersebut, tahun 1991 Menteri Agama RI
(waktu H Munawir Sjadzali MA. Menjadikan TKA /TPA yang didirikan K.H.
As’ad Humam di kampung Selokraman Kotagede Yogya sebagai balai litbang
LPTQ Nasional. Dan selanjutnya, perkembangan Iqro’ pun meluasa tidak
hanya di di Yogyakarta Dan Jawa Tengah saja namun sudah sampai ke
pelosok-pelosok tanah air Dan mancanegara. Bahkan di Malaysia, metode Iqro ditetapkan sebagai kurikulum wajib di sekolah.
Metode Iqro’ sendiri telah sering diteliti Dan dijadikan objek
penelitian. Hasilnya, efektivitas metode Iqro’ dalam pembelajaran
membaca Al-Qur’an di TKA-TPA “AMM” Kotagede Yogyakarta bagi anak usia TK
(4,0 – 6,0 tahun) dalam waktu 6 – 18 bulan sudah mencapai angka 89,9%
yang bisa diantarkan memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an. Sedang untuk
anak usia SD (mayoritas usia 7,0 – 9,0 tahun) ternyata lebih cepat lagi.
Dalam waktu 12 bulan, mayoritas dari mereka (84,31%) telah lancar
membaca al-Qur’an. Waktu yang relatif cepat bila dibandingkan dengan
metode (kaidah) Baghdadiyah melalui sistem pengajian “tradisional” yang
memerlukan waktu 2 – 5 tahun.
Kini, K.H. As’ad Humam telah meninggalkan kita untuk selamanya.
Pada awal Februari tahun 1996 dalam usia 63 tahun, beliau dipanggil
Allah SWT. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan Ramadhan
hari Jum’at (2/2) sekitar Pukul 11:30. Jenazah KH. As’ad Humam
dishalatkan di mesjid Baiturahman Selokraman Kota Gede Yogya tempat ia
mengabdi. Beliau sangat layak disebut sebagai pahlawan bagi kita semua.
Meskipun beliau telah meninggal dunia, ilmu yang beliau wariskan menjadi
kebaikan bagi beliau yang terus mengalir menambah kebaikan bagi beliau
di sisi Allah.
Tulisan oleh : Fanni Rahmatina Rahim
alhamdulillah ketemu juga sekilas mengenai metode Iqro
BalasHapus